RSS

Semua Tentang Ci(n)ta

09 Jul

Perguruan Tinggi, sebuah nama yang cukup menggetarkan hati siapapun yang mendengarnya. Perguruan tinggi pada saat ini telah menjadi tujuan wajib bagi pelajar di Indonesia. Hal ini sebenarnya merupakan hal yang sangat baik bagi negeri Indonesia, karena sudah banyak masyarakatnya yang sadar akan pentingnya pendidikan. Perguruan tinggi di Indonesia pun kini sudah banyak dan dapat dijumpai di kota-kota seluruh Indonesia, dari mulai yang paling barat di ujung Sumatera hingga yang paling timur di Papua. Belum lagi semakin banyaknya perguruan tinggi swasta yang mulai menjamur di mana-mana. Tentunya hal tersebut bukan suatu kendala lagi bagi masyarakat yang ingin menuntut ilmu hingga ke perguruan tinggi.

Image

UI, ITB, UGM, Unpad, serta Undip merupakan segelintir perguruan tinggi negeri yang banyak diminati oleh masyarakat Indonesia. Jelas saja, perguruan-perguruan tinggi tersebut telah memiliki segudang prestasi dan nama baik di Indonesia maupun di mancanegara. Namun sayang, banyak masyarakat Indonesia yang masuk ke pergururan tinggi besar di atas lebih disebabkan karena adanya gengsi. Jelas saja kuliah di Universitas Indonesia lebih bergengsi ketimbang kuliah di Universitas Negeri Jakarta ataupun di perguruan tinggi swasta lain. Tapi, apakah cukup menuntut ilmu kalau hanya mengandalkan gengsi saja? Memang, hidup di zaman sekarang ini penuh dengan gengsi, tapi gengsi bukanlah segalanya. Masih banyak faktor lain yang lebih layak dipertimbangkan ketimbang gengsi.

Perguruan tinggi pada dasarnya hanyalah batu lompatan untuk kita melompat lebih tinggi lagi. Di manapun kita menuntut ilmu sebenarnya tidak begitu menjadi masalah. Karena yang terpenting dalam meneuntut ilmu adalah kitanya (orangnya, manusianya, pelakunya). Semuanya tergantung kepada pribadi masing-masing. Apakah kita dapat menempatkan diri pada sebuah lingkungan atau tidak. Namun, semua itu kembali lagi pada niat awal kita, karena niatlah yang menentukan segalanya. Bahkan dalam hadis Arbain yang paling pertama disebutkan adalah tentang niat. Hadis tersebut berbunyi, “Sesungguhnya setiap perbuatan tergantung niatnya. Dan setiap orang akan mendapatkan sesuai dengan apa yang ia niatkan.” Apabila kita berniat masuk ke perguruan tinggi untuk menuntut ilmu, maka akan kita dapatlah ilmu tersebut. Dan apabila kita berniat masuk ke perguruang tinggi karena sebuah gengsi, makaakan didapat pula lah gengsi tersebut.

Gengsi rupanya juga telah menjadi bagian dari kehidupan kita. Buktinya tidak hanya dalam menentukan perguruan tinggi saja kita memikirkan gengsi, tapi dalam menentukan jurusan kuliah pun kita terkadang masih memikirkan gengsi. Ini sebenarnya hal yang lucu sekali bukan? Kenapa dalam memilih jurusan kuliah yang dipikirkan adalah gengsi dan bukannya minat atau kemampuan?

Di zaman yang sudah berkembang pesat sekarang ini, telah banyak menghasilkan berbagai penemuan dan juga inovasi baru, tak terkecuali dalam dunia ilmu pengetahuan. Ilmu pengetahuan kini semakin berkembang sehingga menghasilkan cabang-cabang ilmu baru. Kalau pada zaman Yunani kuno dulu, orang-orang seperti Socrates, Plato, dan Aristoteles menguasai berbagai cabang ilmu sekaligus, seperti ilmu humaniora, sastra, sains, metafisika, dan sebagainya. Maka rasanya di zaman sekarang, hal tersebut dianggap sangatlah sulit, karena ilmu pengetahuan semakin berkembang sehingga memunculkan berbagai cabang ilmu baru yang lebih spesifik. Pada saat ini untuk menguasai satu bidang ilmu tertentu saja sudah sangat sulit dan membutuhkan waktu yang lama.

Cabang-cabang ilmu yang selalu berkembang tersebut kini hadir dalam berbagai jurusan di perguruan tinggi. Namun sayang, masyarakat Indonesia memilih jurusan di perguruan tinggi bukan berdasarkan pada minatnya atau kemampuannya, tapi lebih mengacu pada gengsi dan iming-iming jaminan masa depan. Memang, tidak ada salahnya mempertimbangkan masa depan. Tapi janganlah iming-iming jaminan masa depan tersebut diajadikan gengsi yang harus dipenuhi. Sehingga niat utamanya berubah, bukan lagi karena ilmu, pendidikan, ataupun cinta, tapi karena gengsi. Bukankah lebih menarik kalau kita mempelajari dan menekuni bidang yang kita cintai? Dengan begitu kita bisa total melakukan pekerjaan-pekerjaan tersebut, karena tidak ada dorongan ataupun paksaan dari pihak manapun. Semua itu kita kerjakan dengan senang hati.

Image

Pada masa ini jurusan-jurusan seperti kedokteran, akuntansi, hukum, dan hubungan internasional merupakan segelintir jurusan yang memiliki gengsi tinggi dan memiliki jaminan masa depan yang dianggap cerah. Sementara jurusan seperti ilmu sejarah, antropologi, dan bahasa Indonesia dianggap sebagai jurusan yang biasa-biasa saja dan kurang bergengsi. Padahal itu semua belum tentu benar. Belum tentu mahasiswa yang berkuliah di jurusan kedokteran, hukum, dan jurusan bergengsi lainnya memiliki masa depan cerah. Dan belum tentu juga mahasiswa yang berkuliah di jurusan ilmu sejarah dan bahasa Indonesia memiliki masa depan yang suram. Semuanya kembali lagi pada individunya masing-masing. Apabila individu tersebut menikmati apa yang dikerjakannya, maka pekerjaannya akan total dan tentu saja akan memberikan hasil yang terbaik. Apalagi kalau pekerejaannya tersebut benar-benar dikuasai, tak mustahil ia akan menjadi master atau ahli di bidang tersebut. Namun, apabila kita masuk ke jurusan yang dianggap bagus lebih dikarenkan gengsi, tapi kita tidak minat dan tidak ahli di bidang tersebut, tentu saja hasil yang diberikan pun tidak maksimal. Yang paling terbaik adalah kita melakukan sesuatu berdasarkan pada apa yang kita cintai, dengan begitu kita akan dengan sepenuh hati melakukan pekerjaan tersebut. Dengan cinta kita dapat menggapai cita.

Image   Image

Sebenarnya jalan untuk menuju sukses sangatlah beragam, begitu bervariasi, dan penuh warna. Kampus dan kuliah bukanlah satu-satunya jalan. Ia hanyalah satu dari banyak batu lompatan untuk membantu melompat lebih tinggi. Mungkin banyak di antara kita yang tidak bisa melanjutkan sekolah ke perguruan tinggi karena tersangkut masalah biaya, keluarga, waktu, dan sebagainya. Tapi itu semua bukanlah kendala yang tidak dapat diselesaikan. Pepatah kuno menyebutkan bahwa banyak jalan menuju Roma. Hal ini tentu juga berarti banyak jalan menuju sukses. Bahkan banyak orang-orang sukses yang sengaja keluar dari kampusnya untuk mengejar mimpinya. Tokoh Lintang dalam novel Laskar Pelangi dan tokoh Baso dalam novel Negeri 5 Menara tentu segelintir tokoh yang putus sekolah dan masih bias sukses menggapai mimpinya. Jadi janganlah beranggapan kalau tidak bisa berkuliah, maka dunia ini seolah-olah menghujatmu. Itu sangatlah berlebihan. Karena yang terpenting adalah niat dan cinta kita. Kalau kita sudah memiliki niat yang kuat, serta cinta terhadap apa yang dikerjakan, tentu cita bukanlah hal mustahil untuk digapai.

Terkadang manusia terlalu takut. Terlalu takut akan sebuah kegagalan, terlalu takut mencoba hal yang baru, terlalu takut mengecewakan orang yang dicintai. Sebenarnya hidup ini adalah sebuah tantangan dan perjuangan. Kita terlahir ke dunia ini pun penuh dengan perjuangan dan tantangan, baik itu dialami oleh ibu kita, ayah kita, bahkan oleh kita sendiri. Itu semua melalui hal yang panjang. Jadi mengapa saat ini kita menjadi penakut?

Image

Sebenarnya sederhana saja untuk menjalani hidup ini, find your passion and follow it. Hidup ini hanya sekali dan jangan pernah sia-siakan itu. Apa yang membuat sesuatu menjadi sangat berharga? Karena sesuatu tersebut terbatas. Apa yang membuat senja terasa sangat indah? Karena senja memiliki batasan waktu. Begitu juga hidup. Hidup ini memiliki batas waktu. Sekarang tinggal tergantung kepada individunya, apa yang akan ia lakukan dalam waktu yang terbatas ini. Apakah ia akan berani untuk menikmati hidup ini? Atau tetap di tempat dan hidup dalam berbagai kekhawatiran?

Hidup ini jangan terlalu dibuat-buat seperti di film-film. Buatlah hidupmu sendiri. Ini hidupmu, ini ceritamu. Dan jangan pernah takut juga untuk berani beda dari yang lain. Cerita yang berbeda dari yang lain bukankah lebih berkesan

Salah seorang guru saya, beliau bernama Taufiq Effendi http://blindtaufiqeffendi.com/ pernah berkata, “kampus adalah bandara kita untuk terbang ke negara-negara impian kita. Tapi bandara tanpa pesawat tak berarti apa-apa. Kita tidak bisa sampai ke tujuan kita. Nah, sementara itu, jurusan kuliah adalah pesawatnya untuk mengantarkan kita ke tempat-tempat impian kita. Semua orang dari bandara di Jakarta, Bandung, Medan, Padang, Manado, Ternate, di daerah mana pun di Jawa, Sumatra, Kalimantan, Sulawesi, Papua, Bali, bisa sampai ke kota impian mereka jika mereka naik pesawat. Jadi yang paling penting adalah apa yang sangat ingin kita pelajari. Fokus dulu untuk yang satu ini. Jika kita pilih bukan dari hati yang ikhlas dan senang, kita akan menemukan banyak tantangan yang sulit kita perjuangkan. misalnya, kita asal pilih dan kita diterima. begitu kuliah, kita gak suka dan gak bisa ngikutin, maka kita akan kesulitan memperjuangkan apa yang sudah kita bangun.” Jadi intinya love what you do and do what you love.

 
4 Comments

Posted by on July 9, 2013 in Uncategorized

 

4 responses to “Semua Tentang Ci(n)ta

  1. wanda yunilan

    July 13, 2013 at 3:53 am

    TOP bgt dah Om. Keep inspiring and shining 🙂

     
    • sayukelabu

      July 26, 2013 at 4:07 am

      iya, terima kasih wanda.
      ditunggu juga nih karya-karya penecerahan dari wanda yunilan 😀

       
  2. kiky amalia

    July 22, 2013 at 1:08 pm

    mimpi adalah alasan mengapa kita harus terus berjuang..
    ‘LOVE WHAT YOU DO AND DO WHAT YOU LOVE”
    sangat sangat suka tulisan ini 🙂 menjauhkan diri dari rasa pesimis,,
    semakin yakin bahwa keberhasilan bisa datang dari sudut manapun, dan tak sulit untuk ditangkap, HAP …
    terimakasih 🙂

     
    • sayukelabu

      July 26, 2013 at 4:06 am

      terima kasih.
      semangat selalu yaa kiki 😀

       

Leave a reply to sayukelabu Cancel reply